Kotler dan
Keller (2007a:214) menjelaskan bahwa proses pengambilan keputusan merupakan
proses psikologis dasar yang memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana
konsumen secara aktual mengambil keputusan pembelian. Titik awal untuk memahami
perilaku konsumen adalah model rangsangan-tanggapan. Pemasar bertugas untuk
memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara datangnya rangsangan
luar dan keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis penting--motivasi,
persepsi, pembelajaran dan memori--secara fundamental turut mempengaruhi
tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran.
Sheth
dalam Ma’ruf (2005:14) menyatakan bahwa proses keputusan konsumen bukanlah
berakhir dengan pembelian, namun berlanjut hingga pembelian tersebut menjadi
pengalaman bagi konsumen dalam menggunakan produk yang dibeli tersebut.
Pengalaman itu akan menjadi bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan
pembelian di masa depan.
Kotler
(2005a:223) menunjukkan bahwa di antara tahap evaluasi alternatif dan keputusan
pembelian terdapat minat membeli awal, yang mengukur kecenderungan pelanggan
untuk melakukan suatu tindakan tertentu terhadap produk secara keseluruhan.
Para ahli telah merumuskan proses pengambilan keputusan model lima tahap,
meliputi:
1. Pengenalan masalah. Proses pembelian dimulai saat pembeli
mengenali masalah atau kebutuhan, yang dipicu oleh rangsangan internal atau
eksternal. Rangsangan internal misalnya dorongan memenuhi rasa lapar, haus dan
seks yang mencapai ambang batas tertentu. Sedangkan rangsangan eksternal
misalnya seseorang melewati toko kue dan melihat roti yang segar dan hangat
sehingga terangsang rasa laparnya.
2. Pencarian
informasi. Konsumen yang
terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih
banyak. Sumber informasi konsumen yaitu:
·
Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga dan kenalan.
·
Sumber komersial: iklan, wiraniaga, agen, kemasan dan penjualan.
·
Sumber publik: media massa dan organisasi penilai konsumen.
·
Sumber pengalaman: penanganan, pemeriksaan dan menggunakan produk.
3. Evaluasi
alternatif. Konsumen
memiliki sikap beragam dalam memandang atribut yang relevan dan penting menurut
manfaat yang mereka cari. Kumpulan keyakinan atas merek tertentu membentuk
citra merek, yang disaring melalui dampak persepsi selektif, distorsi selektif
dan ingatan selektif.
4. Keputusan pembelian. Dalam tahap evaluasi, para konsumen
membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Faktor
sikap orang lain dan situasi yang tidak dapat diantisipasi yang dapat mengubah
niat pembelian termasuk faktor-faktor penghambat pembelian. Dalam melaksanakan
niat pembelian, konsumen dapat membuat lima sub-keputusan pembelian, yaitu:
keputusan merek, keputusan pemasok, keputusan kuantitas, keputusan waktu dan
keputusan metode pembayaran.
5. Perilaku
pasca pembelian. Para
pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan
pemakaian produk pasca pembelian, yang tujuan utamanya adalah agar konsumen
melakukan pembelian ulang.
Menurut Kotler (2005a:220), terdapat
lima peran dalam keputusan pembelian, yaitu:
a. Initiator (orang yang
mengusulkan gagasan untuk membeli).
b. Influencer (orang yang pandangan
atau sarannya mempengaruhi keputusan).
c. Decision maker (orang yang
mengambil keputusan).
d. Buyer (orang yang melakukan
pembelian aktual).
e. User (orang yang mengonsumsi
atau menggunakan produk atau jasa tertentu).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar